
Pernahkah Anda tiba-tiba merasa sulit bernapas seolah-olah tenggorokan menutup dengan sendirinya? Kondisi ini bisa jadi disebabkan oleh laryngospasm, yaitu kejang mendadak pada pita suara yang dapat menghalangi aliran udara ke paru-paru. Meskipun berlangsung singkat, kondisi ini bisa menimbulkan kepanikan dan ketidaknyamanan. Lalu, apa sebenarnya penyebab kondisi ini bagaimana gejalanya, dan bagaimana cara mengatasinya? Yuk simak penjelasan berikut ini Sahabat CITO
Apa Itu Laryngospasm?
Laryngospasm adalah kondisi langka di mana pita suara tiba-tiba mengalami kejang tanpa disengaja, menghalangi aliran udara ke paru-paru untuk sementara waktu. Akibatnya, penderita mengalami kesulitan bernapas atau berbicara. Meskipun keadaan ini bisa terasa menakutkan, umumnya tidak berakibat fatal dan hanya berlangsung selama beberapa detik hingga satu menit sebelum mereda secara spontan.
Laryngospasm bisa terjadi saat seseorang sedang tidur atau berbicara, menyebabkan perasaan tersedak atau tidak bisa menarik napas dengan baik. Setelah kejang berakhir, penderita mungkin mengeluarkan suara bernada tinggi (stridor) saat udara kembali mengalir melalui saluran napas yang sempat tertutup.
Penyebab Laryngospasm
Penyebab pasti dari kondisi ini sering kali tidak diketahui. Namun, beberapa faktor yang dapat memicu kondisi ini antara lain:
- Refluks Asam Lambung (GERD): Kembalinya asam lambung ke kerongkongan dapat mengiritasi pita suara dan memicu kejang.
- Asma: Orang dengan asma lebih rentan mengalami laryngospasm akibat paparan alergen atau polusi udara.
- Prosedur Anestesi: Intubasi atau ekstubasi selama prosedur medis dapat menyebabkan iritasi pada pita suara, memicu kejang.
- Gangguan Kecemasan: Stres dan kecemasan ekstrem dapat menyebabkan kontraksi otot yang tidak disengaja, termasuk pada pita suara.
- Hipersensitivitas Laring: Paparan udara dingin, batuk berulang, atau berbicara terlalu keras bisa menyebabkan reaksi kejang pada pita suara.
- Gangguan Neurologis: Beberapa kondisi seperti epilepsi dan hipokalsemia juga dapat dikaitkan dengan laryngospasm.
- Sleep-Related Laryngospasm: Beberapa individu mengalami kejang pita suara saat tidur, sering kali berhubungan dengan gangguan tidur atau refluks asam.
Gejala Laryngospasm
Gejala utama dari laryngospasm adalah kesulitan bernapas dan berbicara akibat penyempitan saluran napas secara tiba-tiba. Sensasi tersedak, suara melengking saat bernapas, serta perasaan panik karena tidak bisa menarik napas dengan baik adalah tanda khas kondisi ini.
Cara Mendiagnosis Laryngospasm
Karena terjadi secara mendadak dan singkat, diagnosis laryngospasm memerlukan evaluasi menyeluruh dari dokter. Dokter akan melakukan wawancara medis untuk memahami pola kejadian serta riwayat kesehatan pasien. Pemeriksaan lanjutan seperti laringoskopi dapat digunakan untuk menilai kondisi pita suara dan memastikan tidak ada gangguan struktural lain yang menjadi penyebabnya.
Pengobatan dan Penanganan
Meskipun laryngospasm bersifat sementara, ada beberapa langkah yang dapat membantu mengelola dan mencegah serangan:
- Tetap Tenang: Menghindari kepanikan dapat membantu mempercepat pemulihan. Bernapas perlahan melalui hidung dapat membantu meredakan kejang.
- Latihan Pernapasan:
- Menahan napas selama beberapa detik sebelum menghembuskan perlahan melalui bibir yang mengerucut.
- Menggunakan sedotan kecil untuk menarik napas, yang dapat membantu mengontrol pola pernapasan.
- Teknik Akupresur: Menekan titik tekanan di belakang cuping telinga (Larson’s point) dapat membantu meredakan kejang pita suara.
- Pengobatan: Jika laryngospasm berkaitan dengan GERD, dokter mungkin meresepkan obat penurun asam lambung. Dalam kasus yang lebih berat, injeksi botulinum toxin dapat digunakan untuk mengendurkan otot pita suara.
- Terapi Wicara: Bagi beberapa penderita, latihan dengan ahli terapi wicara dapat membantu mengurangi frekuensi kejang dengan mengajarkan teknik pernapasan yang lebih baik.
Pencegahan Laryngospasm
Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya laryngospasm, beberapa langkah berikut dapat diterapkan:
- Menjaga hidrasi dengan cukup minum air putih guna mencegah iritasi tenggorokan.
- Mengontrol refluks asam dengan menghindari makanan pemicu, makan dalam porsi kecil namun sering, serta meninggikan kepala saat tidur.
- Menjaga kesehatan mental dengan teknik relaksasi seperti meditasi dan latihan pernapasan untuk mengurangi stres dan kecemasan.
- Konsultasi dengan dokter jika mengalami serangan laryngospasm berulang, terutama yang berhubungan dengan gangguan tidur atau kondisi medis tertentu.
Kesimpulan
Laryngospasm adalah kondisi langka yang dapat menghambat pernapasan secara tiba-tiba, namun biasanya tidak berbahaya. Meski demikian, pengalaman ini bisa sangat mengganggu dan menimbulkan kecemasan bagi penderitanya. Memahami penyebab, gejala, serta cara mengatasi dan pencegahannya sangat penting untuk mengurangi dampak yang ditimbulkannya. Jika mengalami serangan berulang, segera konsultasikan dengan tenaga medis untuk evaluasi lebih lanjut. Saat ini Anda dapat melakukan konsultasi lebih lanjut dengan menggunakan layanan Ready Dokter dari CITO kapan saja dan dimana saja. Investasikan kesehatan Anda bersama CITO
Innovation For Happiness