Perbedaan Vegetarian dan Vegan, Mana yang Lebih Sehat?
perbedaan vegetarian dan vegan

Dalam beberapa tahun terakhir, gaya hidup berbasis nabati semakin populer. Banyak orang mulai beralih dari pola makan konvensional ke pola makan vegetarian atau bahkan vegan. Meski terdengar mirip, keduanya memiliki perbedaan penting yang perlu dipahami, terutama jika kamu tertarik menjalaninya. Lalu, apa sebenarnya perbedaan vegetarian dan vegan? Apakah keduanya sama sehatnya? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap kesehatan serta lingkungan?

Yuk, kita kupas satu per satu apa saja perbedaan vegetarian dan vegan

Apa itu Vegetarian?

Vegetarian adalah pola makan yang menghindari konsumsi daging merah, daging putih (seperti ayam), ikan, dan makanan laut lainnya. Namun, para vegetarian umumnya masih mengonsumsi produk turunan hewani seperti telur, susu, keju, dan madu.

Terdapat beberapa jenis vegetarian yang berbeda, antara lain:

  • Lacto-ovo vegetarian: Masih mengonsumsi telur dan produk susu, tapi tidak makan daging dan ikan.
  • Lacto vegetarian: Mengonsumsi produk susu, tapi tidak makan telur, daging, dan ikan.
  • Ovo vegetarian: Hanya mengonsumsi telur, tapi tidak makan daging, ikan, atau produk susu.
  • Pescatarian (kadang dikaitkan dengan vegetarian, meski secara teknis berbeda): Tidak makan daging merah atau unggas, tapi masih makan ikan dan makanan laut.

Vegetarianisme (Seseorang yang menjalani kehidupan sebagai vegetarian) sering dipilih karena alasan kesehatan, agama, atau kepedulian terhadap kesejahteraan hewan.

Vegan: Menghindari Semua Produk Hewani, Termasuk yang Tidak Tampak Jelas

Berbeda dengan vegetarian, vegan tidak hanya menghindari konsumsi daging dan ikan, tetapi juga seluruh produk yang berasal dari hewan, termasuk:

  • Telur
  • Produk susu (susu sapi, keju, yoghurt)
  • Madu
  • Gelatin (yang berasal dari kolagen hewan)
  • Produk lain seperti kerang-kerangan, bahkan kadang produk dengan jejak hewani seperti wine yang disaring menggunakan bahan dari ikan

Namun, menjadi vegan bukan sekadar soal makanan. Bagi banyak orang, ini adalah filosofi hidup yang menolak segala bentuk eksploitasi terhadap hewan baik dalam makanan, pakaian, hingga kosmetik. Seorang vegan tidak akan memakai jaket kulit, sepatu wol, sabun yang mengandung lemak hewan, atau produk kecantikan yang diuji pada hewan.

Kenapa Seseorang Memilih Menjadi Vegetarian atau Vegan?

Setiap orang memiliki alasan berbeda, tapi umumnya motivasi mereka dapat dibagi menjadi tiga kategori besar:

1. Kesehatan

Banyak studi menunjukkan bahwa pola makan nabati dapat menurunkan risiko penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, hingga beberapa jenis kanker. Pola makan ini juga biasanya rendah lemak jenuh dan tinggi serat.

2. Etika terhadap Hewan

Banyak orang merasa tidak nyaman dengan praktik peternakan massal dan memilih untuk tidak menyumbang pada industri yang dianggap menyiksa hewan.

3. Lingkungan

Industri peternakan menyumbang emisi gas rumah kaca dalam jumlah besar dan membutuhkan banyak air dan lahan. Pola makan nabati dianggap lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.

Bagaimana dengan Kebutuhan Gizi? Apakah Ada Risiko Kekurangan?

Hal ini adalah bagian penting yang tidak boleh diabaikan. Meski pola makan nabati bisa sangat sehat, ada risiko kekurangan nutrisi tertentu jika tidak direncanakan dengan baik, terutama bagi para vegan.

Nutrisi yang Perlu Diperhatikan:

  • Vitamin B12: Umumnya hanya ditemukan pada produk hewani, penting untuk fungsi saraf.
  • Vitamin D: Bisa didapat dari sinar matahari, tapi suplementasi sering dibutuhkan, terutama bagi vegan.
  • Zat Besi: Tersedia dalam makanan nabati, tapi bentuknya lebih sulit diserap tubuh.
  • Kalsium: Jika tidak mengonsumsi susu, harus diperoleh dari sayuran berdaun hijau, tahu, atau produk fortifikasi.
  • Asam Lemak Omega-3: Biasanya dari ikan, tapi bisa digantikan dengan biji rami, chia, atau suplemen algae.
  • Protein: Tidak sulit dipenuhi dari nabati (kacang-kacangan, tempe, tahu, quinoa), tapi tetap perlu variasi.

Solusinya? Edukasi diri, variasikan makanan, dan pertimbangkan suplemen bila perlu. Konsultasi dengan ahli gizi juga bisa sangat membantu.

Mana yang Lebih Baik, Vegetarian atau Vegan?

Tidak ada jawaban mutlak. Semuanya kembali ke tujuan dan kenyamanan pribadi. Veganisme memang menawarkan dampak lingkungan dan etika yang lebih besar karena lebih ketat dalam menghindari produk hewani. Namun, menjadi vegetarian juga memberikan banyak manfaat kesehatan dan bisa menjadi langkah awal yang realistis untuk transisi.

Baik vegetarian maupun vegan sama-sama menawarkan pola hidup yang lebih sehat, etis, dan ramah lingkungan dibandingkan pola makan konvensional. Namun, keduanya memerlukan kesadaran nutrisi dan perencanaan agar tetap seimbang.

Kalau kamu ingin mulai mengurangi konsumsi produk hewani, tak harus langsung ekstrem. Kamu bisa memulainya secara bertahap, misalnya dengan menjadi flexitarian dimana seseorang lebih sering makan makanan nabati, tapi sesekali tetap makan daging atau produk hewani.

Ingat, bukan soal siapa yang paling sempurna. Tapi bagaimana kita bisa membuat pilihan yang lebih sadar, sehat, dan bertanggung jawab untuk tubuh, hewan, dan bumi kita.

Apabila Anda ingin melakukan konsultasi seputar gizi atau kesehatan tubuhmu sebelum memulai pola makan baru Anda dapat menggunakan layanan kesehatan Ready Dokter CITO yang mana siap membantu Anda konsultasi langsung dengan dokter secara online, kapan saja dan di mana saja. Atau, mau cek kondisi kesehatan dari rumah? Gunakan layanan CITO Home Service untuk pemeriksaan aman dan nyaman tanpa harus antre ke laboratorium

Investasikan kesehatan Anda bersama CITO

Innovation For Happiness

Referensi
VAKSIN INFLUENZA BERANDA CITO