Diet OMAD, Tren Baru Penurunan Berat Badan, Amankah?
diet omad

Diet OMAD (One Meal A Day) atau pola makan satu kali sehari, belakangan ini menjadi salah satu metode diet yang banyak diperbincangkan. Popularitasnya terus meningkat, terutama di kalangan mereka yang ingin menurunkan berat badan secara cepat dan efisien. Sesuai dengan namanya, diet ini mengharuskan seseorang hanya makan satu kali dalam 24 jam. Sekilas terdengar praktis, tetapi metode ini tidak bisa dijalani sembarangan. Ada manfaat yang bisa diperoleh, namun juga risiko yang perlu dipertimbangkan dengan matang.

Apa Itu Diet OMAD?

OMAD merupakan bentuk paling ketat dari metode intermittent fasting. Dalam pola ini, seseorang akan berpuasa selama sekitar 23 jam dan hanya memiliki waktu makan selama 1 jam. Dalam jendela makan yang singkat ini, pelaku diet hanya boleh mengonsumsi satu porsi makan utama. Meskipun tidak ada larangan untuk jenis makanannya, porsi harus tetap wajar dan gizi tetap seimbang.

Biasanya, OMAD dijalani dengan beberapa prinsip berikut:

  • Hanya makan satu kali dalam sehari, di waktu yang sama (misalnya setiap pukul 18.00).
  • Tidak diperbolehkan ngemil atau makan di luar waktu tersebut.
  • Diperbolehkan minum air putih, teh tanpa gula, atau kopi hitam selama masa puasa.
  • Makanan yang dikonsumsi cukup dalam satu piring, dengan tinggi maksimal sekitar 3 inci dari permukaan piring.

Walaupun terdengar ekstrem, beberapa orang melaporkan hasil yang cukup signifikan dalam penurunan berat badan. Namun di sisi lain, tak sedikit yang mengalami keluhan atau efek samping serius akibat metode ini.

Manfaat Diet OMAD

1. Menurunkan Berat Badan

Dengan membatasi waktu makan hanya satu jam dalam sehari, tubuh akan secara otomatis mengurangi asupan kalori. Dalam kondisi ini, tubuh mulai menggunakan lemak sebagai sumber energi, proses yang dikenal sebagai metabolic switching. Hal ini bisa membantu menurunkan berat badan lebih cepat, terutama jika didukung oleh pilihan makanan yang sehat.

2. Membantu Mengontrol Gula Darah

Beberapa studi menunjukkan bahwa pola makan terbatas seperti OMAD dapat meningkatkan sensitivitas insulin. Ini tentu sangat bermanfaat bagi orang dengan risiko diabetes tipe 2 atau yang mengalami prediabetes.

3. Menurunkan Kolesterol Jahat

Pembatasan asupan makanan, terutama yang tinggi lemak jenuh, dapat membantu menurunkan kadar kolesterol LDL dan trigliserida. Sebaliknya, kolesterol HDL (baik) cenderung meningkat, sehingga mendukung kesehatan jantung.

4. Potensi Perlindungan dari Penyakit Kronis

Walau masih memerlukan penelitian lanjutan, diet berbasis puasa seperti OMAD diyakini memiliki potensi dalam menurunkan risiko beberapa penyakit kronis, seperti:

  • Penyakit jantung
  • Diabetes tipe 2
  • Kanker tertentu
  • Penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer

Risiko dan Efek Samping Diet OMAD

Meskipun terlihat menjanjikan, diet OMAD tidak cocok untuk semua orang. Jika dilakukan secara tidak tepat, justru bisa menimbulkan sejumlah efek samping, di antaranya:

1. Tubuh Mudah Lemas

Karena tidak ada asupan makanan selama hampir 24 jam, tubuh bisa kekurangan energi. Akibatnya, Anda mungkin merasa mudah lelah, pusing, atau kesulitan fokus, apalagi jika aktivitas harian cukup padat.

2. Risiko Gula Darah Terlalu Rendah

Bagi penderita diabetes atau yang sedang mengonsumsi obat tertentu, puasa panjang bisa memicu hipoglikemia, kondisi di mana kadar gula darah turun drastis dan bisa berbahaya.

3. Gangguan Pencernaan

Makan dalam jumlah besar sekaligus bisa menjadi beban bagi lambung, memicu kembung, nyeri ulu hati, atau mual. Hal ini bisa semakin parah pada mereka yang memiliki riwayat maag atau GERD.

4. Pembentukan Batu Empedu

Penurunan berat badan yang terlalu cepat dan pola makan yang tidak teratur dapat memicu terbentuknya batu empedu, kondisi yang bisa menimbulkan nyeri hebat dan gangguan pencernaan.

5. Kekurangan Gizi

Sulit memenuhi seluruh kebutuhan nutrisi hanya dalam satu kali makan. Jika tidak dirancang dengan cermat, OMAD bisa menyebabkan kekurangan vitamin dan mineral penting seperti zat besi, kalsium, vitamin B12, dan lainnya.

6. Gangguan Mood dan Tidur

Kelaparan berkepanjangan bisa memengaruhi keseimbangan hormon. Tak sedikit yang merasa lebih mudah marah, cemas, bahkan mengalami gangguan tidur saat menjalani diet ini.

Baca Juga : Ranula: Kenali Gejala, Jenis Penyakit, dan Cara Mengatasi

Siapa yang Sebaiknya Tidak Menjalani Diet OMAD?

Pola makan ekstrem seperti OMAD tidak cocok untuk semua orang. Mereka yang termasuk dalam kelompok berikut sebaiknya menghindari diet ini, kecuali atas rekomendasi dokter:

  • Ibu hamil atau menyusui
  • Anak-anak dan remaja dalam masa pertumbuhan
  • Lansia
  • Individu dengan riwayat gangguan makan
  • Penderita diabetes, penyakit jantung, atau gangguan lambung kronis
  • Mereka yang sedang menjalani pengobatan tertentu, khususnya yang memengaruhi metabolisme tubuh

Tips Menjalani OMAD dengan Aman

Bagi Anda yang tetap ingin mencoba diet OMAD, penting untuk melakukannya dengan bijak. Berikut beberapa panduan yang bisa membantu:

  • Mulailah dengan metode puasa intermiten ringan seperti 14:10 atau 16:8 sebelum beralih ke OMAD.
  • Pastikan asupan makan mencakup karbohidrat kompleks, protein, lemak sehat, serta sayur dan buah dalam jumlah cukup.
  • Hindari makanan tinggi gula, makanan olahan, dan gorengan dalam jendela makan.
  • Dengarkan tubuh Anda. Jika merasa lemas atau tidak nyaman, pertimbangkan untuk menghentikan diet dan berkonsultasi dengan profesional kesehatan.

Diet OMAD memang menawarkan hasil penurunan berat badan yang cepat, tetapi bukan tanpa risiko. Tubuh tetap membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang setiap harinya, dan membatasi waktu makan secara ekstrem bisa berdampak negatif jika tidak dilakukan dengan hati-hati. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengetahui kondisi kesehatan pribadi sebelum menjalani diet ini.

Ingin Coba Diet OMAD? Pastikan Konsultasi Dulu dengan Dokter!

Sebelum memulai diet ekstrem seperti OMAD, pastikan kondisi tubuh Anda benar-benar siap. Jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui apakah metode ini cocok bagi Anda. Melalui layanan Ready Dokter, Anda bisa berkonsultasi langsung dengan dokter umum atau spesialis secara online, tanpa harus meninggalkan rumah. Praktis, cepat, dan terpercaya.

Ingin pemeriksaan langsung di rumah? Kami juga menyediakan layanan Home Service. Tenaga medis profesional akan datang ke lokasi Anda untuk melakukan pemeriksaan, pengambilan sampel, hingga tes kesehatan rutin.

Lakukan diet sehat dengan pendampingan medis yang tepat. Jaga kesehatan Anda bersama CITO. Investasikan kesehatan Anda bersama CITO

Innovation For Happiness

Referensi