Merasa Sehat Belum Tentu Bebas Obesitas, Yuk Cek Caranya
obesitas

Obesitas bukan hanya soal penampilan fisik. Lebih dari itu, obesitas adalah kondisi medis yang serius dan dapat meningkatkan risiko berbagai penyakit, mulai dari diabetes hingga penyakit jantung. Namun, bagaimana cara kita mengetahui apakah tubuh kita sudah masuk kategori obesitas? Apakah cukup dengan menimbang berat badan saja?

Ternyata, ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengukur obesitas. Sebagian besar bisa dilakukan sendiri di rumah, dan beberapa lainnya memerlukan pemeriksaan medis. Mari kita bahas satu per satu.

1. Menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT)

Cara paling umum dan sederhana untuk menilai apakah seseorang kelebihan berat badan adalah dengan menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT), atau Body Mass Index (BMI). Perhitungan ini sudah digunakan secara luas oleh para ahli gizi dan organisasi kesehatan.

Rumus IMT cukup mudah:

IMT = Berat badan (kg) ÷ (Tinggi badan dalam meter)²

Misalnya, seseorang dengan berat badan 70 kg dan tinggi badan 1,65 meter memiliki IMT:

70 ÷ (1,65 × 1,65) = 25,7

Lalu, bagaimana hasilnya dikategorikan?

Standar Kategori IMT (Asia-Pasifik)

  • < 18,5 = Berat badan kurang
  • 18,5 – 22,9 = Berat badan ideal (normal)
  • 23 – 24,9 = Kelebihan berat badan (overweight)
  • ≥ 25 = Obesitas

Khusus di Indonesia, Klinik Gizi IPB juga memberikan kategori tambahan:

  • < 17 = Kurus tingkat berat
  • 17 – 18,4 = Kurus tingkat ringan
  • 18,5 – 25 = Normal
  • 25 – 27 = Gemuk tingkat ringan
  • > 27 = Gemuk tingkat berat (obesitas)

Namun, penting diingat bahwa IMT tidak bisa menggambarkan letak lemak di tubuh. Seorang atlet bisa saja memiliki IMT tinggi karena massa ototnya besar, padahal ia tidak obesitas. Karena itu, kita perlu melihat indikator lain.

2. Mengukur Lingkar Perut dan Rasio Pinggang-Pinggul

IMT tidak bisa menunjukkan apakah lemak tertumpuk di bagian tubuh yang berbahaya—seperti perut. Lemak di area perut, atau disebut lemak viseral, sangat berisiko karena letaknya dekat dengan organ vital.

a. Lingkar Perut

Pengukuran ini sangat praktis dan bisa dilakukan sendiri di rumah menggunakan pita ukur. Lingkarkan pita pada bagian perut, tepat dua jari di bawah pusar, lalu tarik dengan pas (tidak terlalu kencang).

Batas lingkar perut yang direkomendasikan:

  • Pria: maksimal 90 cm
  • Wanita: maksimal 80 cm

Jika melebihi batas tersebut, terutama bila IMT Anda juga ≥ 25, maka Anda tergolong mengalami obesitas sentral, yakni obesitas yang terpusat di perut dan memiliki risiko lebih tinggi terhadap penyakit metabolik.

b. Rasio Pinggang-Pinggul (RLPP)

Jika ingin lebih detail, Anda bisa mengukur rasio antara lingkar pinggang dan pinggul:

RLPP = Lingkar pinggang (cm) ÷ Lingkar pinggul (cm)

Hasil dikatakan berisiko jika:

  • Pria: > 0,90
  • Wanita: > 0,85

Makin besar rasio ini, makin tinggi pula risiko gangguan metabolik seperti diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung.

3. Pemeriksaan Medis Penunjang

Selain pengukuran fisik, pemeriksaan laboratorium juga penting untuk mengetahui kondisi kesehatan secara menyeluruh, terutama jika sudah terdiagnosis obesitas. Beberapa pemeriksaan yang disarankan antara lain:

  • Glukosa darah puasa: untuk mendeteksi risiko diabetes.
  • Profil lipid lengkap: termasuk kolesterol total, HDL, LDL, trigliserida, dan ApoB untuk menilai metabolisme lemak.
  • Tekanan darah: hipertensi sering menyertai obesitas.
  • Asam urat: karena kadar asam urat cenderung tinggi pada individu obesitas.

Menilai obesitas tidak bisa hanya mengandalkan angka di timbangan. Dengan menghitung IMT, mengukur lingkar perut, dan mempertimbangkan hasil pemeriksaan medis, kita bisa mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang kondisi tubuh kita.

Langkah awal untuk hidup lebih sehat dimulai dari mengenali tubuh sendiri. Bila hasil pengukuran menunjukkan kelebihan berat badan atau obesitas, jangan ragu untuk mulai memperbaiki pola makan, rutin berolahraga, dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan. Ingat, menjaga berat badan ideal bukan hanya soal penampilan, tetapi tentang kualitas hidup yang lebih baik. Saat ini Anda bisa melakukan pemeriksaan tanpa harus ke laboratorium menggunakan Layanan CITO Homeservice, atau Anda bisa melakukan konsultasi langsung menggunakan layanan Ready Dokter. Investasikan kesehatan Anda bersama CITO

Ready Dokter