Bisa Makan Tapi Tidak Bisa Menelan
Ungkapan mengenai “bisa makan tapi tidak bisa menelan” pasti pernah didengar oleh kebanyakan orang, walaupun tidak semua orang pernah merasakannya. Pada umumnya orang kesulitan makan ketika merasa tidak sehat. Namun berbeda dengan ungkapan “bisa makan tapi tidak bisa menelan”. Karena ungkapan ini memiliki arti bahwa orang tersebut memiliki nafsu makan dan merasa lapar, namun tidak bisa menelan (tersedak) ketika makanan sudah masuk ke mulut.
Istilah secara medis untuk ungkapan “bisa makan tapi tidak bisa menelan” ini adalah disfagia. Data menunjukkan bahwa sekitar 15 juta orang di Amerika Serikat pernah merasakannya. Sehingga dapat diartikan terdapat 1 orang pernah merasakan disfagia di antara 25 orang.
Gejala Disfagia
Seperti pada ungkapan di awal, kesulitan menelan tidak selalu berarti seseorang mengidap disfagia. Namun beberapa gejala berikut, dapat berarti seseorang mengidap disfagia:
- Sering mengalami regurgitasi
- Mudah meneteskan air liur
- Seperti ada hal yang mengganggu di tenggorokan
- Menurunnya berat badan tanpa sebab yang jelas
- Maag
- Sulit mengunyah makanan yang padat
- Pernah mengalami pneumonia
- Sakit saat menelan
- Batuk dan tersedak saat menelan
- Makanan keluar dari hidung karena tersedak
Baca juga: Batuk Terus Menerus, Tanda Tuberkulosis (TB)?
Penanganan Mandiri
Beberapa gejala ini adalah tanda seseorang mengidap disfagia. Dengan munculnya gejala ini sering menyebabkan seseorang kehilangan nafsu makan, porsi makan yang terlalu sedikit, hingga memilih menghindari makan. Terdapat beberapa cara penanganan yang dapat dilakukan untuk penanganan:
- Menggunakan posisi makan secara spesifik, seperti memposisikan kepala menghadap ke depan dengan lurus atau justru menolehkan kepala ke arah tertentu.
- Menghindari makanan tertentu, seperti kondisi makanan dan minuman yang terlalu panas atau terlalu dingin.
- Menyiapkan makanan yang berbeda, seperti menyiapkan pengental pada minuman jika tidak bisa menelan minuman yang biasa
- Melakukan diet, mengganti dan mencegah beberapa makanan yang mungkin sulit untuk ditelan seperti dagiang sapi, roti, buah segar, ice cream, jagung, kacang-kacangan, nasi, dan lainnya.
Secara umum disfagia memiliki dua kategori penyebab yang berbeda yaitu orofaring disfagia dan esofagus disfagia.
Orofaring Disfagia & Esofagus Disfagia
Yang menyebabkan orofaring disfagia biasanya adalah gangguan saraf dan otot pada tenggorokan. Hal ini menyebabkan seseorang akan kesulitan untuk menelan. Kondisi ini dapat disebabkan oleh beberapa kondisi yang menyebabkan gangguan saraf seperti:
- Multiple Sclerosis (MS)
- Penyakit Parkinson
- Gangguan saraf akibat efek operasi atau terapi radiasi
- Polio
Esofagus disfagia adalah rasa ketika terdapat sesuatu yang menyumbat pada tenggorokan. Kondisi ini disebabkan oleh:
- Syaraf yang kejang pada bagian bawah esofagus
- Penyempitan pada bagian bawah esofagus
- Terdapat sesuatu yang menyangkut pada esofagus atau tenggorokan
- Divertikula
- Mengidap GERD
- Terdapat jaringan yang luka pada esofagus
Baca juga: Stress dan GERD, Apakah Memang Dapat Berhubungan?
Pemeriksaan Lanjutan
Lakukan konsultasi dengan Dokter dahulu, terkait untuk penanganan atau konsumsi obat yang tepat. Perihal bisa makan tapi tidak bisa menelan ini memang bisa berarti masalah yang serius. Pemeriksaan Barium X-Ray untuk mengecek kondisi esofagus hingga, potensi risiko adanya sesuatu yang abnormal atau mengganjal dapat diketahui.
Selain itu, video fluoroscopy juga dapat menjadi opsi. Video fluoroscopy adalah evaluasi radiologi yang menggunakan X-ray dan dinamakan fluoroscopy.