Pengertian & Gejala Umum Empty Sella Syndrome
Empty Sella Syndrome adalah gangguan langka yang berhubungan dengan bagian tengkorak yang disebut sella turcica. Sella turcica adalah lekukan pada tulang sphenoid yang terletak pada pangkal tengkorak, yang berfungsi memegang kelenjar hipofisis. Empty Sella Syndrome disebabkan oleh sebagian atau seluruh sella turcica terisi dengan cerebrospinal fluid (CSF). Penyakit ini memang salah satu penyakit yang langka, karena penyebab pasti dari penyakit ini juga belum diketahui. Namun, penyakit ini disinyalir dikarenakan oleh cacat yang sudah terjadi sejak lahir. Menurut National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS), gejala penyakit ini pada beberapa orang tidak dapat dirasakan. Namun pada beberapa orang yang lain, penyakit ini memiliki beberapa gejala sebagai berikut:
- Sakit kepala
- Kelelahan
- Menurunnya hasrat untuk berhubungan seksual
- Periode menstruasi yang menjadi tidak beraturan
- Infertilitas
- Impoten
Dua Jenis Empty Sella Syndrome
Empty Sella Syndrome (ESS) memiliki 2 jenis yang dapat dibedakan dari kondisinya yaitu, ESS Primer dan ESS Sekunder. ESS Primer terjadi ketika terdapat cacat anatomi kecil (cacat lahir) yang terletak tepat di atas kelenjar pituitari sehingga menyebabkan cairan cerebrospinal (CSF) mengisi pada sebagian atau seluruh sella turcica. Seseorang dengan ESS Primer yang mungkin memiliki kadar hormon prolaktin tinggi, dapat mengganggu fungsi testis dan ovarium. ESS Primer paling sering terjadi pada orang dewasa dan wanita. Penyakit ini juga sering dikaitkan dengan obesitas dan tekanan darah tinggi.
Sedangkan untuk ESS Sekunder terjadi dikarenakan oleh hasil kemunduran/mengecilnya kelenjar pituitari di dalam rongga setelah terjadi cedera, operasi, atau terapi yang menggunakan radiasi. Seseorang dengan ESS Sekunder dapat memiliki gejala hilangnya fungsi hipofisis. Seperti, berhentinya periode menstruasi, infertilitas, kelelahan, dan stress. Pada anak-anak, ESS dapat menyebabkan kekurangan hormon pertumbuhan, tumor hipofisis, atau disfungsi kelenjar pituitari.
Baca juga: Fragmentasi DNA Spermatozoa, Pemeriksaan Untuk Kualitas Sperma
Pengobatan yang Dapat Dilakukan
Untuk pemeriksaan awal, Sahabat dapat melakukan MRI untuk melihat apakah memang terdapat sesuatu yang mencurigakan pada tengkorak. Penyakit Empty Sella Syndrome mungkin diperlukan operasi jika cairan tulang belakang memang mengisi bagian sella tursika. Selain itu, untuk beberapa orang yang mendapati disfungsi pada pituitary yang bersifat symptomatic dan dan supportive dapat melakukan pengobatan perawatan medis disfungsi endokrin. Sedangkan untuk pasien ESS Primer yang memiliki kadar prolaktin tinggi dapat diberikan bromocriptine, menurut NINDS. Namun, lebih baik Sahabat melakukan konsultasi dengan Dokter dahulu untuk mendapatkan treatment dan obat yang tepat untuk menangani gejala penyakit yang dirasakan.