Kaki Bengkak Saat Perjalanan Jauh: Penyebab dan Cara Mengatasinya
kaki bengkak saat perjalanan jauh

Perjalanan jarak jauh, baik menggunakan transportasi darat maupun udara, umumnya dianggap sebagai aktivitas yang aman dan memberikan kenyamanan. Namun, terdapat keluhan fisik yang sering muncul tanpa disadari, yakni kaki bengkak saat perjalanan jauh. Kondisi ini kerap dianggap ringan, padahal dapat menjadi indikasi adanya gangguan pada sirkulasi darah serta berpotensi menimbulkan risiko kesehatan yang lebih serius. Seiring meningkatnya mobilitas masyarakat usia produktif, khususnya generasi milenial dan Gen Z yang aktif melakukan perjalanan untuk kepentingan profesional maupun rekreasi, pembahasan mengenai kaki bengkak saat perjalanan jauh menjadi semakin relevan untuk dikaji secara menyeluruh dan berdasarkan pendekatan medis.

Apa Itu Kaki Bengkak Saat Perjalanan Jauh

Kaki bengkak saat perjalanan jauh merupakan kondisi penumpukan cairan pada jaringan kaki dan pergelangan kaki akibat aliran darah yang tidak optimal. Kondisi ini sering terjadi ketika tubuh berada dalam posisi duduk terlalu lama dengan ruang gerak terbatas. Centers for Disease Control and Prevention (CDC) mengatakan imobilisasi berkepanjangan dapat memperlambat aliran darah balik ke jantung, terutama pada ekstremitas bawah.

👉🏻 Baca Juga: Manfaat Jalan kaki Bagi Kesehatan Tubuh dan Kebugaran

Penyebab Kaki Bengkak Saat Perjalanan Jauh

1. Posisi Duduk Terlalu Lama Tanpa Pergerakan

Kaki bengkak saat perjalanan jauh paling sering dipicu oleh posisi duduk statis dalam durasi panjang. Kondisi ini menyebabkan aliran darah balik dari kaki ke jantung menjadi kurang optimal, sehingga cairan mudah menumpuk di jaringan kaki. Tekanan pada pembuluh darah di area panggul dan paha turut memperlambat sirkulasi. Menurut WHO, imobilisasi berkepanjangan merupakan faktor utama terjadinya edema perifer pada ekstremitas bawah. Risiko ini meningkat pada perjalanan lebih dari empat jam tanpa jeda pergerakan.

2. Perubahan Tekanan dan Kelembapan Selama Perjalanan

Pada perjalanan udara, tekanan kabin yang lebih rendah memengaruhi keseimbangan cairan tubuh. Cairan cenderung keluar dari pembuluh darah menuju jaringan sekitar, khususnya di area kaki dan pergelangan. Selain itu, udara kabin yang kering dapat memicu dehidrasi ringan tanpa disadari. CDC menjelaskan bahwa kombinasi tekanan rendah dan kurangnya cairan memperbesar risiko kaki bengkak saat perjalanan jauh. Efek ini dapat muncul bahkan pada individu tanpa riwayat penyakit tertentu.

3. Konsumsi Garam Berlebih dan Kurang Asupan Cairan

Asupan makanan tinggi natrium sebelum atau selama perjalanan berkontribusi pada retensi cairan dalam tubuh. Garam menarik cairan ke jaringan, sehingga pembengkakan pada kaki lebih mudah terjadi. Ketika kondisi ini tidak diimbangi dengan konsumsi air yang cukup, risiko edema semakin meningkat. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa pola makan tinggi garam berkaitan erat dengan gangguan keseimbangan cairan. Kombinasi faktor ini sering tidak disadari dalam perjalanan jarak jauh.

👉🏻 Baca Juga: 10 Bahaya Konsumsi Garam Berlebih, Kenali Ciri-Cirinya

4. Kondisi Medis dan Faktor Gaya Hidup

Riwayat penyakit jantung, ginjal, gangguan pembuluh darah, serta kelebihan berat badan dapat memperberat terjadinya kaki bengkak saat perjalanan jauh. Pada kondisi tersebut, tubuh memiliki keterbatasan dalam mengatur distribusi cairan. Gaya hidup kurang aktif juga memperburuk fungsi sirkulasi darah. Organisasi kesehatan internasional menekankan bahwa pembengkakan berulang perlu mendapat perhatian medis. Terutama jika disertai nyeri, rasa panas, atau perubahan warna kulit.

Cara Mengatasi dan Mencegah Kaki Bengkak Saat Perjalanan Jauh

1. Melakukan Pergerakan Otot Kaki Secara Berkala

Pergerakan ringan pada kaki sangat efektif menjaga kelancaran aliran darah. Aktivitas sederhana seperti memutar pergelangan kaki, meluruskan tungkai, atau berdiri sejenak setiap satu hingga dua jam membantu mencegah penumpukan cairan. WHO merekomendasikan mobilisasi rutin sebagai strategi pencegahan berbasis bukti ilmiah. Kebiasaan kecil ini memberikan dampak besar terhadap kesehatan sirkulasi. Terutama bagi individu dengan mobilitas tinggi dan jadwal perjalanan padat.

2. Menjaga Hidrasi dan Pola Konsumsi Selama Perjalanan

Memastikan tubuh tetap terhidrasi membantu menjaga keseimbangan cairan dan elastisitas pembuluh darah. Konsumsi air secara berkala dianjurkan, meskipun rasa haus tidak selalu muncul. Pembatasan makanan tinggi garam sebelum perjalanan juga menjadi langkah preventif yang efektif. CDC menyatakan bahwa hidrasi optimal berperan penting dalam menurunkan risiko edema dan pembekuan darah. Strategi ini relevan untuk perjalanan darat maupun udara.

3. Menggunakan Stoking Kompresi Medis

Stoking kompresi bekerja dengan memberikan tekanan bertahap dari pergelangan kaki ke arah betis. Tekanan ini membantu mendorong aliran darah kembali ke jantung dan mencegah cairan mengendap di kaki. Efektivitas stoking kompresi dalam menurunkan kejadian kaki bengkak saat perjalanan jauh. Penggunaan alat ini direkomendasikan bagi perjalanan lebih dari empat jam. Terutama pada individu dengan faktor risiko tertentu.

4. Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Sebelum Bepergian

Pendekatan preventif melalui pemeriksaan kesehatan memberikan nilai tambah dalam perencanaan perjalanan. Evaluasi fungsi jantung, ginjal, dan sirkulasi darah membantu mengidentifikasi risiko sejak dini. Organisasi kesehatan global mendorong skrining rutin sebagai bagian dari gaya hidup modern yang proaktif. Layanan laboratorium medis yang akurat dan terintegrasi menjadi fondasi penting dalam upaya ini. Akses pemeriksaan melalui platform digital kesehatan turut mendukung kenyamanan dan efisiensi.

Sudah Siap Perjalanan Jauh Tanpa Drama Kaki Bengkak

Kaki bengkak saat perjalanan jauh bukan sekadar gangguan kenyamanan, melainkan sinyal tubuh yang perlu ditangani secara cerdas dan berbasis data medis. Dengan memahami penyebab, risiko tersembunyi, serta langkah pencegahan yang tepat, kualitas perjalanan dapat ditingkatkan secara signifikan. Untuk mendukung gaya hidup aktif dan mobilitas tinggi, pemantauan kesehatan secara berkala melalui laboratorium medis terpercaya menjadi langkah progresif. Akses beragam layanan pemeriksaan, informasi kesehatan terkini, hingga promo menarik dapat diperoleh melalui aplikasi Beranda CITO dan follow WhatsApp Channel CITO.

 

Innovation For Happiness

REFERENSI
  • World Health Organization. 2021. WHO Guidelines on Physical Activity and Sedentary Behaviour.
  • Centers for Disease Control and Prevention. 2022. Blood Clots and Travel: What Travelers Need to Know.
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2023. Edema dan Gangguan Sirkulasi Darah.
  • National Health Service (NHS). 2021. Swollen Ankles, Feet and Legs (Oedema).
  • International Society on Thrombosis and Haemostasis. 2020. Travel-Related Venous Thromboembolism.

Download Aplikasi Beranda CITO Sekarang Juga👇🏻