Kenali Cara Penularan HIV/AIDS dan Upaya Pencegahannya
ilustrasi cara penularan HIV/AIDS dan upaya pencegahan

HIV/AIDS masih menjadi tantangan kesehatan global yang kerap diselimuti stigma dan kesalahpahaman. Di tengah pesatnya perkembangan informasi digital, pemahaman yang akurat mengenai penularan HIV/AIDS menjadi kunci penting dalam upaya pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Edukasi berbasis fakta ilmiah tidak hanya berperan dalam melindungi kesehatan individu, tetapi juga berkontribusi dalam menciptakan lingkungan sosial yang lebih inklusif dan sadar kesehatan.

Apa Itu HIV/AIDS?

Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh, khususnya sel CD4. Tanpa pengobatan yang tepat, infeksi HIV dapat berkembang menjadi Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS), yaitu kondisi ketika daya tahan tubuh menurun drastis sehingga rentan terhadap infeksi oportunistik. Menurut World Health Organization, pengobatan antiretroviral (ARV) memungkinkan individu dengan HIV menjalani hidup sehat dan produktif serta menurunkan risiko penularan secara signifikan.

Cara Penularan HIV/AIDS yang Perlu Diketahui

Penularan HIV/AIDS hanya terjadi melalui cairan tubuh tertentu yang mengandung virus dalam jumlah cukup. Pemahaman yang tepat mengenai mekanisme penularan ini penting untuk mencegah kesalahpahaman serta stigma di masyarakat.

1. Hubungan Seksual Tanpa Pengaman

Penularan HIV/AIDS paling sering terjadi melalui hubungan seksual vaginal, anal, maupun oral tanpa penggunaan kondom. Virus HIV dapat masuk ke dalam tubuh melalui mukosa atau luka mikro yang tidak terlihat pada jaringan genital dan rektal. Risiko penularan meningkat apabila terdapat infeksi menular seksual lain, karena kondisi tersebut dapat memperbesar kerentanan jaringan terhadap masuknya virus.

2. Penggunaan Jarum Suntik Secara Bergantian

Penularan HIV/AIDS dapat terjadi melalui penggunaan jarum suntik yang dipakai bersama, terutama pada praktik penyalahgunaan narkotika suntik. Darah yang tersisa pada jarum berpotensi mengandung virus HIV dan langsung masuk ke aliran darah pengguna berikutnya. WHO menegaskan bahwa penggunaan alat suntik steril sekali pakai merupakan langkah krusial dalam menurunkan angka penularan.

3. Transfusi Darah Yang Tidak Melalui Skrining

Meskipun kasus ini semakin jarang, penularan HIV/AIDS masih dapat terjadi apabila transfusi darah tidak melalui proses pemeriksaan yang ketat. Di Indonesia, sistem skrining darah telah diterapkan secara nasional, sehingga risiko ini sangat rendah bila layanan transfusi dilakukan di fasilitas kesehatan resmi dan terstandar.

4. Penularan Dari Ibu Ke Bayi

Penularan HIV/AIDS dapat terjadi dari ibu yang terinfeksi kepada bayi selama masa kehamilan, proses persalinan, atau menyusui. Namun, dengan pemeriksaan dini dan terapi antiretroviral yang tepat, risiko penularan ini dapat ditekan hingga kurang dari 5 persen. Fakta ini menunjukkan pentingnya pemeriksaan laboratorium sebagai bagian dari layanan kesehatan ibu dan anak.

5. Paparan Darah Pada Luka Terbuka

Penularan HIV/AIDS berisiko terjadi apabila darah yang mengandung virus masuk ke dalam tubuh melalui luka terbuka atau selaput lendir. Situasi ini dapat muncul pada kecelakaan kerja di bidang medis atau penggunaan alat tajam yang tidak steril. Oleh karena itu, penerapan standar keselamatan kerja menjadi aspek penting dalam pencegahan.

Upaya Pencegahan Penularan HIV/AIDS

Pencegahan penularan HIV/AIDS memerlukan pendekatan menyeluruh yang menggabungkan perilaku sehat, pemanfaatan layanan medis, serta pemantauan kesehatan secara berkala.

1. Penggunaan Alat Pelindung Diri Saat Berhubungan Seksual

Penggunaan kondom secara konsisten dan benar terbukti secara ilmiah mampu menurunkan risiko penularan HIV/AIDS secara signifikan. Strategi ini tidak hanya melindungi dari HIV, tetapi juga dari infeksi menular seksual lainnya yang dapat memperbesar risiko penularan.

2. Pemeriksaan HIV Secara Rutin dan Deteksi Dini

Pemeriksaan laboratorium HIV secara berkala memungkinkan deteksi dini sebelum gejala muncul. Data dari CDC menunjukkan bahwa individu yang mengetahui status HIV lebih awal dapat segera memulai terapi, menjaga kualitas hidup, serta mencegah penularan kepada orang lain. Layanan pemeriksaan di laboratorium medis profesional seperti CITO dirancang untuk memberikan hasil yang akurat, aman, dan bersifat rahasia.

3. Terapi Antiretroviral

Terapi antiretroviral yang dijalani secara konsisten mampu menekan jumlah virus hingga tidak terdeteksi. WHO dan UNAIDS menegaskan bahwa kondisi viral load tidak terdeteksi membuat risiko penularan HIV/AIDS menjadi sangat rendah.

4. Pemanfaatan Pre-Exposure Prophylaxis (PrEP)

PrEP merupakan metode pencegahan modern yang direkomendasikan bagi individu dengan risiko tinggi terpapar HIV. Konsumsi obat PrEP sesuai anjuran medis terbukti mampu menurunkan risiko penularan HIV/AIDS hingga lebih dari 90 persen. Layanan konsultasi dan pemeriksaan laboratorium menjadi fondasi utama sebelum memulai PrEP.

Kesadaran yang Tepat untuk Pencegahan yang Lebih Efektif

Kesadaran yang tepat mengenai penularan HIV/AIDS menjadi kunci utama dalam pencegahan dan pengendalian penyakit ini. Penularan hanya terjadi melalui jalur tertentu yang telah terbukti secara ilmiah, sehingga edukasi berbasis fakta dan deteksi dini berperan penting dalam menekan risiko serta mengurangi stigma. Pemeriksaan kesehatan secara rutin memungkinkan penanganan lebih cepat dan mendukung kualitas hidup yang lebih baik. Akses layanan kesehatan juga semakin praktis melalui aplikasi Beranda CITO, yang mendukung pemantauan kesehatan serta menyediakan informasi pemeriksaan dan edukasi kesehatan. Follow Whats App Channel CITO untuk mendapatkan informasi terbaru mengenai promo, layanan kesehatan, hingga edukasi kesehatan terbaru.

 

Innovation For Happiness

REFERENSI
  • World Health Organization. 2023. HIV Fact Sheet. WHO.
  • Centers for Disease Control and Prevention. 2022. HIV Transmission. CDC.
  • Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Pedoman Nasional Pencegahan dan Pengendalian HIV AIDS dan IMS.

Download Aplikasi Beranda CITO Sekarang Juga