
Petugas Laboratorium Klinik CITO Mengambil Sampel untuk Deteksi Covid-19
Jakarta – Jumlah kasus positif Covid-19 yang meningkat beberapa pekan terakhir menunjukkan betapa cepatnya penyebaran varian omicron. Salah satu yang menjadi perhatian adalah karena masyarakat banyak yang masih abai menjalankan protokol kesehatan ketika sedang beraktivitas. Ditambah lagi oleh sebab gejala yang dirasakan tergolong ringan, membuat banyak orang tidak terdeteksi. Metode SGTF adalah yang paling tepat untuk mendeteksi varian Omicron dan varian baru lainnya.
Varian Omicron yang telah masuk ke Indonesia, membuat penyebaran virus ini makin masif. Dilansir dari detroitnews.com, Centers of Disaease Control and Prevention United States menginfokan bahwa varian Omicron memicu gejala ringan seperti flu biasa, batuk, dan demam. Meskipun memiliki gejala yang lebih ringan daripada varian Delta, varian Omicron menjadi perhatian dunia kesehatan karena tingkat penularan yang cepat.
Metode SGTF untuk Deteksi Omicron
Whole Genom Sequencing (WGS) merupakan proses menentukan urutan DNA lengkap dari genom SARS-CoV2 (±30.000 bp) dengan menggunakan teknologi Next-Generation-Sequencing. Selain digunakan untuk mengidentifikasi varian, WGS dapat pula dimanfaatkan untuk keperluan lain seperti pengembangan vaksin, diagnostik, dan menentukan pola transmisi serta kekerabatan. Khususnya untuk varian Omicron, terdapat posisi mutasi khas yaitu delesi asam amino gen S posisi 69/70. Posisi mutasi tersebut bisa dikenali dengan gagalnya deteksi dengan metode PCR. Kondisi tersebut dikenali dengan istilah SGTF (S-Gene-Target-Failure) yang kemudian digunakan oleh WHO sebagai panduan skrining varian/mutasi deteksi Omicron dan varian baru lainnya.
Perbedaan Metode SGTF dan WGS
Metode SGTF dapat mendeteksi “probable” varian genetika lebih cepat jika dibandingkan dengan WGS. Tetapi hanya varian yang sudah diketahui atau varian tertentu seperti Omicron, Delta dan lainnya. Sedangkan WGS dapat mengidentifikasi semua mutasi/varian, bahkan yang belum diketahui sebelumnya. Kini Pemerintah juga menggencarkan deteksi dini dengan reagen PCR metode SGTF (S-Gene-Target-Failure). Karna dinilai mampu memberikan indikasi cepat “probable” bahwa kasus yang terkonfirmasi merupakan infeksi varian tertentu.
Telah Tersedia di Laboratorium Klinik CITO
CITO menjadi salah satu laboratorium yang berkapabilitas sesuai standar Kemenkes untuk mengidentifikasi varian SARS COV-2 dengan metode SGTF. Varian yang dapat di deteksi yaitu:
- Alpha (B.1.1.7)
- Beta (B.1.351)
- Delta/Delta Plus (B.1.617.2)
- Gamma (P1)
- Omicron (B.1.1.529.1)
- Omicron Stealth (BA.2)
- Lambda (C.37)
- MU (B.1.621) dan varian lainnya
Hadirnya metode SGTF dan yang up to date lainnya untuk mendeteksi Covid-19 di CITO membuat masyarakat mempunyai bermacam alternatif untuk pengambilan sampel yang nyaman. SWAB Antigen Nasal dan PCR Saliva juga sudah dapat dilayani di Laboratorium Klinik CITO seluruh Indonesia. Pemeriksaan Covid-19 CITO ini juga bisa dilakukan di rumah/kantor dengan layanan Home Service.