Keindahan yang tertuang dalam tuliskan sebagai curahan jiwa 21 penulis perempuan diterbitkan dalam buku antologi puisi bersama yakni “Perempuan Langit 2″. Acara tersebut berlangsung pada tanggal 14 Maret 2015 dari jam 09.00 bertempat di Wisma Perdamaian Semarang. Acara itu diwarnai dengan Sarasehan Apresiasi Sastra di Kalangan Generasi Muda.
Diskusi diramaikan oleh sastrawan Remy Sylado, Suminto A. Sayuti, Jumari Hs., Dhenok Kristianti, Rosmala Dewi, Teguh Suprianto dan moderator Handry Tm. Selain itu juga diadakan pembacaan puisi yang ada di buku Perempuan Langit 2.
Laboratorium Kliik CITO berpartisipasi pada acara tersebut sebagai bentuk kepedulian pada seni budaya, baik sebagai sponsor maupun salah satu pembaca puisi, Direktur Utama PT.CITO PUTRA UTAMA Dr. Dyah Anggraeni, M.Kes, Sp,PK membacakan puisi berjudul ‘Plengkung Wijilan’ karya Nana Ernawati. Selain itu juga dilakukan jamuan makan malam bersama para penulis dan sastrawan diantaranya Remy Sylado.
PLENGKUNG WIJILAN
(Nana Ernawati)
Sebelum kau masuk ke dalamnya, plengkung akan
menyuruhmu waspada kiri kanan, depan belakang
agar tahu siapa dirimu sebenarnya:
juragan atau hanya orang suruhan,
priyayi atau rakyat jelata,
abangan atau santri utama.Plengkung Wijilan seolah raksasa perkasa.
Aku menyelusup mondar-mandir di antara kedua kakinya.Pagi hingga malam puluhan penjual gudeg
seragam meneriakkan manisnya hari yang dilalui
lewat kuali-kuali dan panci-panci,
lewat dingklik dan besek bambu
yang akhirnya diganti kertas-kertas karton
supaya lebih praktis, murah, dan bersih.
Daun pisang hanya tempelan sekarang,
alas bagi telur, tahu, kerecek pedas dan dada ingkung
yang keras berserat, manis, dan memang manis.Katakan saja mau makan apa,
tangan-tangan lincah yu penjual akan menjumput terampil.
Kau tidak boleh protes soal kebersihan atau kesehatan.

