Waspadai Danger Zone Makanan: Suhu yang Bisa Mengundang Bakteri
Waspadai danger zone makanan di suhu 5–60°C

Makanan lezat belum tentu menyehatkan jika tidak disimpan dengan benar. Salah satu kunci makan sehat adalah memastikan bahan pangan tidak berada di danger zone makanan, yaitu rentang suhu 5°C hingga 60°C. Pada suhu ini, bakteri seperti Salmonella dan E. coli dapat berkembang biak sangat cepat, bahkan menggandakan jumlahnya setiap 20 menit. Apabila makanan terlalu lama berada di suhu ini, risiko keracunan dapat meningkat drastis.

Kenali Apa Itu Danger Zone Makanan

Danger zone makanan adalah kondisi suhu di mana mikroorganisme tumbuh pesat. Contohnya, daging beku yang dicairkan di suhu ruang, nasi yang dibiarkan di rice cooker terlalu lama, atau lauk matang yang ditinggalkan terbuka di meja makan. Dalam waktu dua jam saja, makanan bisa berubah menjadi sarang bakteri.

Dampak Kesehatan Jika Tidak Menjaga Suhu Makanan

Konsumsi makanan yang terlalu lama berada di danger zone bisa menyebabkan mual, muntah, diare, bahkan demam tinggi. Bagi anak-anak, lansia, atau individu dengan daya tahan tubuh rendah, kondisi ini bisa berakibat fatal. Jadi, makan sehat tidak hanya soal gizi, tapi juga soal keamanan pangan.

👉 Baca juga: Gejala Keracunan Makanan: Ciri, Penyebab, dan Cara Mengatasinya

Suhu Aman untuk Penyimpanan dan Pengolahan Makanan

Untuk menjaga keamanan pangan dan tetap makan sehat, perhatikan panduan suhu berikut:

  • Bahan mentah (sayur, ikan, daging segar): simpan di bawah 5°C.
  • Makanan beku: simpan pada suhu sekitar -18°C dan hindari buka-tutup freezer terlalu sering.
  • Makanan matang: pertahankan di atas 60°C jika belum dikonsumsi.
  • Saat memanaskan ulang: pastikan suhu mencapai minimal 75°C agar bakteri benar-benar mati.

Tips Menjaga Keamanan Makanan di Rumah

Menjaga keamanan makanan bukan cuma tanggung jawab restoran, tapi juga setiap rumah tangga. Yuk, praktikkan langkah-langkah berikut agar makanan tetap aman:

1. Segera dinginkan makanan setelah diolah

Jangan biarkan makanan matang berada di suhu ruang lebih dari dua jam. Di iklim tropis seperti Indonesia, bakteri dapat berkembang sangat cepat. Setelah suhu turun, simpan dalam wadah tertutup di lemari pendingin.

2. Gunakan wadah bersih dan tertutup rapat

Pilih wadah berbahan kaca atau plastik food grade agar aroma dan bakteri tidak saling berpindah. Hindari wadah bekas yang tidak terjamin kebersihannya.

3. Panaskan kembali makanan hingga benar-benar panas

Saat akan mengonsumsi makanan sisa, panaskan hingga suhu minimal 75°C. Pemanasan setengah matang tidak cukup untuk membunuh bakteri.

4. Gunakan termometer makanan

Alat ini memastikan suhu penyimpanan dan pemasakan sesuai standar keamanan pangan. Termometer makanan kini mudah didapat dan sangat membantu bagi yang sering memasak dalam jumlah besar.

5. Cairkan bahan makanan beku dengan cara yang benar

Hindari mencairkan daging, ikan, atau unggas di suhu ruang. Gunakan kulkas bagian bawah, air mengalir, atau fungsi defrost microwave.

6. Jaga kebersihan dapur dan peralatan masak

Bersihkan talenan, pisau, dan meja setiap kali selesai mengolah bahan mentah. Pisahkan peralatan untuk bahan mentah dan matang agar terhindar dari kontaminasi silang.

CITO Hadir Mendukung Gaya Hidup Sehat

Sebagai laboratorium medis yang berkomitmen terhadap peningkatan kualitas kesehatan masyarakat, Laboratorium Medis CITO aktif mengedukasi pentingnya keamanan pangan dan pencegahan penyakit. Melalui layanan pemeriksaan yang cepat dan akurat, CITO membantu masyarakat memantau kondisi kesehatan dengan mudah dan terpercaya. Kini, seluruh layanan bisa diakses melalui aplikasi Beranda CITO. Mulai dari pendaftaran online, cek hasil lab, hingga membaca artikel edukasi kesehatan langsung dari smartphone.

Follow WhatsApp Channel CITO untuk Info Terbaru

Dapatkan update promo, tips kesehatan, dan berita medis terkini hanya di WhatsApp Channel CITO. Tetap updated dengan berbagai informasi penting dari Laboratorium Medis CITO

 

Innovation for Happiness

 

Download Aplikasi Beranda CITO Sekarang Juga👇🏼