Kanker Serviks, Dapat Dicegah dan Dideteksi Sejak Dini

Kanker Serviks, Deteksi dan Cegah Sejak Dini

Arti dari kanker adalah munculnya sel-sel abnormal dan berkembang pada organ tubuh yang menyebabkan kerusakan dan masalah fungsi kerja dari organ tersebut. Kanker yang tidak segera ditangani dapat menyebabkan hal yang membahayakan bagi tubuh. Beberapa organ yang dapat terkena kanker di antaranya ada otak, prostat, payudara, hingga serviks dan lainnya.

Kanker serviks adalah munculnya sel-sel abnormal yang menyerang organ serviks. Beberapa macam kanker tidak menunjukkan ciri dan gejala ketika masih berada pada stadium awal. Sama halnya dengan kanker serviks, ciri dan gejalanya kerap muncul ketika sudah memasuki tahap lanjut. Oleh karenanya, pemeriksaan sejak dini sangat penting dilakukan.

Jenis Kanker Serviks

  • Karsinoma Sel Skuamosa (KSS), adalah jenis kanker serviks yang diawali ketika sel skuamosa serviks, yaitu ketika sel yang melapisi bagian luar leher rahim.
  • Adenokarsinoma, merupakan jenis yang bermula muncul pada sel kelenjar pada saluran rahim.

Kanker serviks adalah jenis kanker yang memiliki angka terbesar kedua setelah kanker payudara. GLOBOCAN mencatat 604.127 kasus pada tahun 2020 di seluruh dunia. Namun, kini berbagai inovasi pemeriksaan telah tersedia untuk mendeteksi potensi adanya sel abnormal pada serviks.

Deteksi dan Pencegahan Kanker Serviks

Vaksin HPV

Vaksin HPV sudah mulai diberikan kepada masyarakat. Pada tahun 2022, Pemerintah mulai memberikannya kepada perempuan yang memasuki usia kelas 5 dan 6 Sekolah Dasar di beberapa wilayah. Selanjutnya, pada tahun 2023 akan diberikan kepada seluruh wilayah di Indonesia untuk anak-anak berusia 5-6 SD. Sedangkan untuk perempuan yang sudah berusia lebih dari usia kelas 5 & 6 SD, masyarakat masih bisa mendapatkan vaksin HPV tersebut secara mandiri di fasilitas kesehatan terdekat. Vaksin HPV adalah cara yang paling awal dan tepat untuk mencegah pertumbuhan sel abnormal pada serviks.

Baca juga: Vaksin Kanker Serviks (HPV), Mengenai Fungsi Penting & Efek Samping

Pap Smear

Selain menggunakan vaksin HPV, pemeriksaan pap smear dapat dilakukan untuk memeriksa potensi kanker serviks pada perempuan. Pemeriksaan pap smear dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

  • Pasien akan diminta untuk melepaskan pakaian bagian bawah, lalu berbaring di meja dengan posisi lutut menekuk dan paha terbuka.
  • Dokter akan memasukkan spekulum, yaitu alat yang berbentuk seperti cocor bebek, ke dalam vagina. Spekulum berfungsi untuk membuka dinding vagina, sehingga bagian leher rahim dapat terlihat. Pada proses ini, mungkin akan muncul rasa tidak nyaman di area panggul.
  • Dokter akan mengambil sampel jaringan di leher rahim menggunakan spatula, sikat, atau keduanya. Setelah selesai, dokter akan menyimpan sampel tadi di dalam wadah khusus dan memeriksanya di laboratorium.

Baca juga: Pap Smear, Cara Untuk Kenali dan Deteksi Potensi Kanker Serviks

Pemeriksaan Genomik

Metode-metode yang berkembang saat ini baik secara nasional dan internasional memiliki akurasi diagnostik yang berbeda dari segi jenis penyakit, gen acuan dan sampel yang digunakan. Terkhusus pada penggunaan deteksi gen ini dapat digunakan untuk diagnostik dan dapat digunakan untuk mendapatkan potensi risiko seseorang mengidap kanker tertentu atau deteksi dini.

Pemeriksaan CITOGen HPV berfungsi untuk mendeteksi dan mendapatkan informasi terkait potensi kanker serviks. Target dari pemeriksaan ini adalah tipe HPV dengan risiko tinggi 16, 18/45, dan 11 tipe yang berisiko tinggi lainnya dalam sistem pooling (P3: 31, 33, 35, 52, 58; P4: 51 & 59; P5: 39, 56, 66, dan 68). Sampel yang digunakan dalam pemeriksaan ini adalah sel serviks didalam tabung koleksi PreservCyt Solution (1 mL). Suhu dan waktu penyimpanan sampelnya yaitu 6 bulan 2-30°C dan umur simpannya 18 bulan dengan suhu 2-28°C.

Baca juga: HPV, Dapat Dideteksi Dini Dengan Pemeriksaan Genomik

Menjaga Kesehatan Rahim

Tiga cara untuk mencegah dan mendeteksi kanker tersebut dapat dilakukan pula untuk dilakukan di Laboratorium Klinik CITO. Untuk mendapatkan diagnosa dan petunjuk yang tepat, Sahabat dapat melakukan konsultasi Dokter terlebih dahulu. Selain dari tiga cara di atas. Menjaga pola hidup sehat seperti, tidak merokok, tidak minum alkohol, dan tidak berhubungan seksual dengan sembarangan adalah pencegahan terbaik yang dapat dilakukan dengan mandiri.